BAB 11



MOBILITAS SOSIAL

A.  Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas Sosial adalah perpindahan status seseorang atau kelompok masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain.

B.  Sifat  Mobilitas

Mobilitas sosial memiliki beberapa sifat berikut ini :
a.    Semakin tinggi mobilitas sosial, diskriminasi ras, etnis, jabatan, dan gender semakin kecil
b.    Mobilitas sosial akan terhambat apabila masyarakat menganut sistem stratifikasi sosial tertutup
c.    Mobilitas sosial masyarakat tinggi apabila masyarakat menganut sistem sosial terbuka
d.    Apabila mobilitas sosial masyarakat rendah, masyarakat masih berpedoman pada nilai-nilai kultural daerah

C.   Berbagai Bentuk Mobilitas Sosial

a.    Berdasarkan Tipe
1)    Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan status individu dari satu kedudukan menuju kedudukan lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal dibagi dalam dua bentuk berikut ini :
a)    Mobilitas sosial vertikal naik, yaitu masuknya kedudukan individu dari status rendah menuju status yang lebih tinggi
b)    Mobilitas sosial vertikal turun menunjukkan perpindahan status seseorang menuju status yang lebih rendah
2)    Horizontal
Mobilitas sosial horizontal menggambarkan perpindahan status individu dari kelompok sosial satu menuju kelompok sosial yang masih sederajat.

3)    Lateral
Mobilitas lateral menunjukkan perpindahan individu atau kelompok dan tidak mengubah status seseorang secara langsung. Terdapat dua jenis mobilitas lateral sebagai berikut.
a)    Mobilitas permanen, menunjukkan perpindahan kewilayahan yang bersifat menetap, misalnya transmigrasi
b)    Mobilitas tidak permanen, menunjukkan perpindahan kewilayahan individu bersifat tidak permanen atau dalam jangka pendek.
4)    Struktural
Mobilitas struktural terjadi akibat adanya inovasi teknologi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian lain yang berpengaruh pada perubahan struktur sosial masyarakat.

b.    Berdasarkan Ruang Lingkup

Berdasarkan ruang lingkupnya, mobilitas sosial dibebankan dalam dua jenis, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas antargenerasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas sosial yang dialami oleh seseorang selama hidupnya (masih dalam satu generasi). Adapun mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas sosial yang sering terjadi antargenerasi atau lebih.

a.    Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

a.    Keadaan Ekonomi
Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan taraf perekonomian dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial secara vertikal untuk memasuki lapisan atas.

b.    Situasi Politik
Kondisi politik yang stabil dapat memberikan kesempatan luas kepada individu untuk melakukan mobilitas sosial.

c.    Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan penduduk mendorong terjadinya mobilitas lateral atau perpindahan geografis dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk memperbaiki status hidup seseorang.

d.    Struktur Pekerjaan
Jabatan struktural yang dimiliki oleh seseorang mampu mendorong terjadinya mobilitas sosial secara vertikal untuk memasuki lapisan atas.

b.    Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

a.    Diskriminasi Rasial
Diskriminasi rasial membedakan kesempatan seseorang untuk masuk pada lapisan atas atau turun pada lapisan bawah berdasarkan kriteria ciri biologis. Misalnya perbedaan warna kulit pada sistem apartheid, seseorang yang memiliki warna kulit hitam memiliki kesempatan terbatas jika dibandingkan seseorang yang memiliki warna kulit putih.

b.    Diskriminasi Kelas
Diskriminasi kelas muncul berdasarkan perbedaan kelas sosial secara vertikal antara kaum pemilik modal dan kaum buruh. Kaum buruh memiliki kesulitan untuk masuk pada lapisan atas karena adanya ketersaingan/aliensi di berbagai bidang. Selain hal tersebut, diskriminasi kelas juga dapat bersifat terbuka, misalnya jumlah kursi anggota DPR yang telah dibatasi sebanyak 500. Ketentuan ini menutup kemungkinan masuknya anggota baru di luar jumlah yang telah ditentukan.

c.    Diskriminasi Gender
Perbedaan jenis kelamin juga dapat membatasi peran, hak, kewajiban, dan kesempatan yang seharusnya diperoleh laki-laki atau perempuan. Diskriminasi gender masih sering terlihat pada kehidupan masyarakat tradisional.

d.    Agama
Agama yang membentuk kasta juga dapat membatasi perpindahan status seseorang secara vertikal. Hal tersebut dikarenakan pola stratifikasi sistem kasta lebih berdasarkan pada keturunan.

e.    Kemiskinan
Kemiskinan membatasi ruang gerak seseorang untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Kemiskinan membatasi mobilitas sosial untuk mencapai prestise tertentu. Hal tersebut dikarenakan adanya pendapatan ekonomi yang terbatas.

F. Saluran, Cara, dan Akibat Mobilitas Sosial

1.    Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial (vertikal) mempunyai saluran yang dinamakan sirkulasi. Saluran mobilitas sosial sebagai berikut.

a.    Angkatan Bersenjata/Militer
Angkatan bersenjata memainkan peran penting di tengah kehidupan masyarakat. Apabila suatu negara sedang berperang dengan negara lainnya, salah satu negara akan berusaha untuk menjadi pemenangnya. Masyarakat sangat menghargai para pejuang sehingga kedudukan pejuang menjadi tinggi.

b.    Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting untuk melakukan gerak sosial vertikal. Setiap ajaran agama menganggap manusia memiliki kedudukan yang sederajat di mata Tuhan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, pemuka agama melalui dakwah keagamaan bekerja keras untuk menaikkan kedudukan seseorang dari lapisan rendah dalam masyarakat.

c.    Lembaga Pendidikan Sekolah
Lembaga pendidikan sekolah merupakan saluran konkret gerak sosial vertikal. Sekolah dianggap sebagai social elevator yang bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan yang paling tinggi.

d.    Organisasi Politik atau Perserikatan Ekonomi
Organisasi politik atau perserikatan ekonomi dapat memfasilitasi anggotanya untuk melakukan perpindahan status secara vertikal.

2.    Cara Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial secara vertikal dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut.
a.    Perkawinan. Mobilitas ke atas terjadi melalui perkawinan yang biasanya ditemui di lingkungan masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup.
b.    Peningkatan standar hidup. Misalnya seorang pegawai rendahan karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi manager. Agar status sosialnya dalam masyarakat dapat naik, ia harus merubah standar hidupnya.
c.    Perubahan tempat tinggal. Seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal baru yang lebih bagus.
d.    Upaya peningkatan penghasilan. Upaya ini dilakukan dengan cara menambah pendapatan melalui usaha dan kerja keras. Seseorang berkerja lebih dari satu tempat untuk memperoleh pendapatan tambahan agar dapat meningkatkan status sosial.
e.    Perubahan nama yang diidentifikasi pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan cara mengubah nama sehingga menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Proses ini sering terjadi ketika seseorang menikah dengan orang yang terpandang atau memiliki kekuasaan.
f.     Melalui prestasi. Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui usaha yang dilakukan secara sengaja untuk meraih kesempatan memasuki lapisan yang lebih tinggi. Prestasi dapat diperoleh melalui pendidikan dan profesi kerja.

3.    Akibat Mobilitas Sosial
Beberapa akibat yang ditimbulkan dari mobilitas sosial sebagai berikut.
a.   Mendorong seseorang untuk maju
b.   Mempercepat perubahan sosial
c.   Menimbulkan kecemasan dan ketegangan
d.   Munculnya keretakan dalam hubungan primer
e.   Menimbulkan pertentangan atau konflik