MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Pengertian
Masyarakat Multikultural
2. Ciri-ciri
Masyarakat Multikultural
Ciri masyarakat
multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe sebagai berikut :
1.
Terjadi
segmentasi ke dalam bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda
2.
Memiliki
struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga - lembaga nonkomplementer.
3.
Kurang
mengembangkan konsensus di antara anggotanya.
4.
Relatife
sering terjadi konflik
5.
Interasi
cenderung terjadi karena paksaan.
Berdasarkan konfigurasi
dan komunitas etnisnya J.S. Furnivall membedakan dalam empat kategori/bentuk
sebagai berikut :
1.
Masyarakat
majemuk dengan komposisi seimbang, terdiri atas sejumlah komunitas dan
mempunyai kekuatan kompetitif serta seimbang.
2.
Masyarakat
majemuk dengan mayoritas dominan, terdiri atas sejumlah komunitas etnis dengan
kekuatan kompetitif tidak seimbang.
3.
Masyarakat
majemuk dengan minoritas dominan, berarti etnis minoritas keunggulan kompetitif
sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi masyarakat.
4.
Masyarakat
majemuk dengan fragmentasi, terdiri atas kelompok etnis kecil sehingga tidak
memiliki posisi dominan dalam politik dan ekonomi.
3. Hubungan
Struktur Sosial Multikultural dan Dinamika Sosial Masyarakat
1. Konsep
Struktur Sosial dan Dinamika Sosial Masyarakat
Masyarakat
merupakan satu kesatuan yang diikat oleh beberapa kesamaan, seperti wilayah
tempat tinggal, epentingan, atau tujuan. Masyarakat dapat ditinjau dari sudut
struktural dan dinamikannya. Sudut struktural disebut juga struktur sosial,
yaitu jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok. Struktur sosial meliputi
norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan/stratifikasi sosial
adapun dnamika sosial biasa juga disebut perubahan sosial, yaitu berbagai
perubahan yang muncul dalam masyarakat berkaitan dengan aspek-aspek struktur
dalam masyarakat.
2. Hubungan
Struktur Sosial Multikultural dan Dinamika Sosial Masyarakat
Dinamika
sosial masyarakat atau perubahan sosial dikatahui sebagai perubahan struktur
dalam masyarakat. Sementara itu, perubahan struktur meliputi norma sosial,
lembaga sosial, dan pelapisan sosial merupakan aspek-aspek yang ada dalam
masyarakat multikultural. Masyarakat multikultural ditandai dengan berbagai
perbedaan seperti suku, agama, dan ras. Dnamika atau perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh keempat aspek tersebut. Perubahan
sosial selalu berjalan beriringan dengan perkembangan zaman.
Menurut
Raymond Firth, perubahan dalam masyarakat dapat terjadi karea faktor-faktor
tertentu.faktor-faktor ini meliputi pergerakan keempat aspek struktur (norma,
sosial, lembaga sosial, kelompom sosial, dan pelapisan sosial) dan faktor yang
berasal dari lingkungan dan kekuatan ekspandi peradaban atau perubahan itu
sendiri.
3. Perubahan
Struktur Sosial Multikultural terhadap Dinamika Sosial dalam Masyarakat
Perubahan
yang terjadi pada keempat aspek struktur sosial memberi pengaruh dalam
interseksi. Mulculnya berbagai kondisi seperti interseksi, konsolidasi,
integrasi, dan mutual struktur sosial multikultural dan dinamika sosial masyarakat.
4. Terbentuknya
masyarakat Multikultural dan Pengaruhnya
Menjelaskan
latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural atau pengaruhnya terhadap
kehidupan masyarakat
1. Latar
Belakang Terbentuknya Masyarakat Multikultural
Masyarakat
multikultural yang terdiri atas berbagai perbedaan dilatarbelakangi oleh
berbagai faktor sebagai berikut :
a. Keadaan
Geografis
Indonesia
terletak di anatara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan pasifik, serta berada
diantara dua benua, yaitu Asia dan Australia. Hal ini menjadikan letak
Indonesia stategis. Keadaan tersebut merimbas pada mudahnya kebudayaan lain
masuk sehingga ikut memberi warna pada kebudayaan Indonesia.
b. Perbedaan
Cuaca
Perbedaan
cuaca terjadi karena suhu dan kelembapan yang berbeda antara suatu tempat dan
tempat lainnya. Ada dua lingkungan ekologis yang timbul karena hal tersebut,
yaitu pertanian sawah (wet rice
cultivation) di Pulau Jawa dan Bali serta pertanian ladang (shifting cultivation) di luar Pulau
Jawa.
c. Bentuk
Wilayah
Indonesia
merupakan egara lautan dengan ribuan pulau disekelilingnya. Wilayah perairan
Indonesia tersebut memisahkan daratan tempat tinggal masyarakat sehingga
menimbulkan isolasi geografis dan menjadi salah satu penyebab kemajemukan
masyarakat.
2. Pengaruh
Terbentuknya Masyarakat Multikultural
Pengaruh
yang ditimbulkan dari adanya masyarakat multikultural sebagai berikut :
a. Timbul
Berbagai Kemajemukan Masyarakat
Kemajemukan
masyarakat Indonesia meliputi agam, ras, etnis, klan, pekerjaan, budaya dan
jenis kelamin (diferensiasi sosial). Diferensiasi sosial merupakan
pengelompokan secara horizontal. Pengelompokan horizontal yang didasarkan pada
perbedaan ras, ernis (suku bangsa), klan, dan agama disebut kemajemukan sosial.
Sementara itu, pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin
disebut heterogenitas sosial.
b. Timbul
Berbagai Konflik
Konflik
merupakan konsekuensi dari masyarakat yang multikultural. Konflik dapat dipicu
dari perbedan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan individu,
latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan nilai yang
cepat serta cenderung dipaksakan.
c. Muncul
Berbagai Bentuk Konsekuensi
Konsekuensi
kemajemukan masyarakat Indonesia sebagai
berikut :
1)
Interseksi,
yaitu pertemuan keanggotaan dari berbagai seksi/bidang sosial budaya (agama,
suku, jenis kelamin, dan kelas sosial)menjadi satu kelompok sosial.
2)
Konsolidasi,
yaitu proses penguatan keanggotaan individu atau kelompok.
3)
Stereotip,
yaitu persepsi atau prasangka mengenai suatu hal, budaya, atau sifat berdsarkan
prasangka subjektif yang belum tentu tepat.
4)
Politik
aliran, yaitu ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik
dalam suatu negara. Politik aliran disebut juga dengan sektarian yang
mengindikasikan munculnya diskriminasi akibat adanya perbedaan dominasi
kelompok. Daya pengikat kelompok dalam politik aliran adalah kesamaan ideologi.
5)
Pluralisme,
yaitu sikap menghargai, menghormati dan menoleransi berbagai perbedaan dalam
hidup bersama masyarakat rakyat majemuk.
6)
Nasionalisme,
yaitu rasa cinta pada tanah air yang diwuudkan dengan cara mempertahankan
identitas bangsa.
7)
Etnosentrisme,
yaitu menganggap budaya masyarakat tertentu memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lain.
8)
Primordialisme,
yaitu loyalitas berlebihan terhadap sifat-sifat kedaerahan, agama, suku bangsa,
dan keluarga. Faktor penyebab munculnya priordialisme sebagai beriut :
a)
Adanya
sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam kelompok atau masyarakat,
misalnya anggapan ras tertentu lebih baik daripada ras lain.
b)
Adanya
sikap mempertahankan suatu kelompok/kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar
kelompok.
c)
Adanya
nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem keyakinan, seperti nilai-nilai
keagamaan dan pandangan.
Contoh kelompok yang muncul
berdasarkan perasaan primordialisme adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Ikatan Keluarga Papua, Keluarga Mahasiswa Katolik, Ikatan Mahasiswa Aceh.
5. Perilaku
Sesuai dengan Masyarakat Multikultural
Mengidentifikasi perilaku yang sesuai
dengan masyarakat multikultural
Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat multikultural yang rawan terjadi disintegrasi
bangsa. Oleh karena itu, diperlukan yang sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia agar tidak menimbulkan konflik dan perpecahan. Adapun perilaku yang
sesuai dengan keadaan masyarakat di Indonesia yang multikultural sebagai
berikut :
1. Toleransi
Adanya
sikap toleransi dalam perilaku masyarakat dapat memperkukuh integrasi bangsa
yang dilatarbelakangi oleh berbagai perbedaan. Masyarakat diharapkan memiliki
sikap toleransi dan tidak bersikap diskriminasi terhadap suku bangsa, ras,
budaya, atau agama lain.
2. Empati
Sikap
empati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang
lain dan ikut merasakan hal-hal yang dirasakan oleh orang lain. Dengan adanya
empati seseorang tidak mudah menghakimi kebuidayaan atau perilaku orang lain
yang berbeda dengan dirinya.
3. Menghargai
Perbedaan
Sikap
menghargai perbedaan sangat penting dimiliki oleh bangsa yang terdiri atas
berbagai perbedaan suku bangsa, agama, kebudayaan, dan kedaerahan. Masyarakat
diharapkan dapat bersikap dewasa dalam menyikapi berbagai perbedaan.
4. Semangat
Nasionalisme
Semangat
nasionalisme dapat menjadi landasan masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan.
Semangat ini ditandai dengan kesediaan untuk mengesampingkan berbagai perbedaan
demi keutuhan bangsa.