BAB 5



SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

1.    Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi dapat dapat didefinisikan sebagai proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia mampu berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat. Pengertian sosialisasi juga dapat dikutip dari beberapa ahli antara lain:
a.    Bruce J. Cohen
Sosialisasi proses dimana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian yang membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai indifidu maupun anggota masyarakat.
b.    David Gaslin
Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi di dalam masyarakat
c.    Peter Berger
Sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi di dalam masyarakat
d.    Robert M.Z. Lawang
Sosialisasi dapat dimaknai sebagai proses mempelajari nilai, norma, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial
e.    Sarjono Sukanto
Sosialisasi merupakan proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

2.    Tahapan Sosialisasi
Menurut Charles Horton Cooley, tahapan sosialisasi seseorang dapat berkembang melalui interaksi sosial atau biasa disebut looking-glass self, yaitu memandang diri sendiri. Konsep ini merupakan penanda adanya kesadaran terhadap peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain. Tahapan sosialisasi sebagai berikut :
a.    Tahap persiapan (preparatory stage). Tahap persiapan dialami individu sejak lahir ke duani. Tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.
b.    Tahap meniru (play stage). Pada tahap ini anak dapat meniru perilaku orang dewasa dengan lebih sempurna. Pada tahap ini anak sudah menyadari megenai dirinya dan orang –orang terdekatnya serta mampu memahami suatu peran.
c.    Tahap siap bertindak (game stage). Pada taha ini imitasi yang dilakukan anak mulai berkurang dan diganti dengan kesadaran penuh atas perannya dalam keluarga dan masyarakat. Pada tahap ini interaksi sosial semakin sering terjadi dan anak menyadari mengenai peraturan yang berlaku.
d.    Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage). Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengatahui dengan jelas mengenai kehidupan bermasyarakat. Anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat.

3.    Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma untuk membantuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan peraturan masyarakat.
Adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut :
a.    Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu masyarakat.
b.    Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdsarkan nilai dan norma yang diajarkan.
c.    Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat.

4.    Tujuan Sosialisasi
a.    Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus.
b.    Membantu individu untuk mengenali lingungan sekitar atau beradaptasi.
c.    Memberikan pengetahuan yang behubungan dengan nilai dan norma yang harus dipelajari, diinternalisasi, serta dilakukan oleh individu.
d.    Menjaga hubungan sosial yang ditunjukkan dengan adanya integrasi dalam masyarakat.
e.    Mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang akan dilakukan seseorang atau sebagai dasar pengendalian sosial


5.    Bentuk Sosialisasi
a.    Sosialisasi primer merupakan bentuk sosialisasi pertama yang diterima oleh individu dalam lingkungan keluarga.
b.    Sosialisasi sekunder dilakukan setelah sosialisasi primer. Sosialisasi ini terjadi ketika individu memasuki dunia sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dn media massa.
c.    Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment).
d.    Sosialisasi partisipatoris merupakan sosialisasi yang dilakukan dengan mengutamakan partisipasi anak.
e.    Sosialisasi secara sengaja (formal) merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan melalui proses pendidikan.
f.     Sosialisasi secara tidak sengaja (nonformal) terjadi karena faktor ketidaksengajaan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Individu meniru tindakan subjek sosialisasi dalam interaksi yang terjalin di antara mereka.
g.    Sosialisasi langsung dilakkan secara face to face tanpa menggunakan media atau perantara komunikasi.
h.    Sosialisasi tidak langsung dilaksakanan dengan media komunikasi dan biasa digunakan untuk menghadapi publik.

6.    Faktor Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi berpengaruh pada proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu. Faktor pembentuk kepribadian individu sebagai berikut :
a.    Faktor biologis. Kondisi biologis dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan atau kondisi ketika lahir, misalnya kurang sempurna bagian tubuhnya.
b.    Faktor kelompok. Kelompok sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian individu. Individu yang bergaul dengan sekelompok anak anakl, besar kemungkinan akan menjadi anak nakal juga.
c.    Faktor prenatal. Faktor ini berkaitan dengan pemerintah rangsangan ataut stimulasi ketika anak masih dalam kandungan.
d.    Faktor geografis. Kondisi geografis suatu daerah akan berpengaruh pada pembentukan watak individu dalam masyarakat, misalnya seseorang dari daerah terpencil memiliki kepribadian yang berbeda dengan seseorang dari daerah padat  penduduk/perkotaan.
e.    Faktor kebudayaan. Suatu kebudayaan dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian, misalnya orang dari suku Minang senang merantau dan orang dari suku Jawa berkepribadian halus.
f.     Faktor pengalaman. Pengalaman yang menyenangkan membuat seseorang mengembangkan kepribadiannya. Sebaliknya, pengalaman yang buruk menyebabkan seseorang trauma dan tertutup.

C.  Berbagai Bentuk Media Sosialisasi
1.    Keluarga
Proses sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan keluarga sebagai berikut :
a.    Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki anggota keluarganya secara maksimal
b.    Orang tua berperan mendidik anak agar kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat
c.    Sosialisasi diberikan oleh orang tua kepada anak agar membentuk ciri khas kepribadian
d.    Sosialisasi sering bersifat otoriter/memaksa anak untuk mematuhi nilai norma dan norma sosial.

2.    Kelompok Bermain / Peer Group
Proses sosialisasi yang terjadi dalam kelompok bermain sebagai berikut :Dilakukan anterteman, baik teman sebaya maupun teman tidak sebaya
a.    Terjadi secara ekualitas (hubungan sosialisasi yang sederajat)
b.    Hubungan pertemanan yang tidak sebaya, tetapi dapat membentuk hubungan yang sederajat.
c.    Kelompok bermain ikuy menentukan cara berperilaku anggota kelompoknya.
d.    Menjadi bagian dari subkultur yang dapat memberikan pengaruh positif atau negarif.

3.    Sekolah
Proses sosialisasi yang dilaksanakan di lingkungan sekolah sebagai berikut :
a.    Berperan dalam proses sosialisasi sekunder
b.    Melibatkan interaksi yang tidak sederajat (antara guru dan siswa) serta interaksi sederajat (antara siswa dan siswa)
c.    Cakupan sosialisasi lebih luas
d.    Berorientasi untuk memeprsiapkan penguasaan peran siswa pada masa mendatang.
e.    Menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak.

4.    Lingkungan Kerja
Proses sosialisasi di lingkungan kerja dapat mendorong pola perilaku individu di lingkungan masyarakat. Identifikasi proses sosialisasi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai berikut :
a.   Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja
b.   Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki mada dewasa.
c.   Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan kerja dilakukan berdasarkan tuntutan sistem.
d.   Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antar kolega.

5.    Media Massa
Proses sosialisasi melalui media massa dapat dilakukan melalui meia elektronik atau nonelektronik. Identitas proses sosialisasi media massa sebagai berikut :
a.    Dilakukan untuk menghadapi masyarakat luas.
b.    Pesan sosialisasi lebih bersifat umum.
c.    Diperlukan peran serta masyarakat untuk bersikap selektif terhadap informasi yang akan diserap oleh anak.
d.    Sosialisasi selalu mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial yang bersifat universal.
e.    Berperan penting untuk menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang hetero